Minggu, 20 Mei 2012

Cara Membuat Scroll Pada Blog Archive (Arsip Blog)

1. Login ke Blogger.
2. Di halaman Dasbor, kita pilih Rancangan.
3. Kemudian pilih Edit HTML
4. Beri tanda centang pada Expand Template Widget
5. Cari kode berikut


<b:widget id='BlogArchive2' locked='false' title='Arsip Blog' type='BlogArchive'>

6. Kode lengkapnya adalah seperti ini

<b:widget id='BlogArchive2' locked='false' title='Arsip Blog' type='BlogArchive'>
<b:includable id='main'>
<b:if cond='data:title'>
<h2><data:title/></h2>
</b:if>
<div class='widget-content'>
<div style='overflow:auto; width:ancho; height:200px;'>
<div id='ArchiveList'>
<div expr:id='data:widget.instanceId + &quot;_ArchiveList&quot;'>
<b:if cond='data:style == &quot;HIERARCHY&quot;'>
<b:include data='data' name='interval'/>
</b:if>
<b:if cond='data:style == &quot;FLAT&quot;'>
<b:include data='data' name='flat'/>
</b:if>
<b:if cond='data:style == &quot;MENU&quot;'>
<b:include data='data' name='menu'/>
</b:if>
</div>
</div></div>
<b:include name='quickedit'/>
</div>
</b:includable>
<b:includable id='flat' var='data'>
<ul>
<b:loop values='data:data' var='i'>
<li class='archivedate'>
<a expr:href='data:i.url'><data:i.name/></a> (<data:i.post-count/>)
</li>
</b:loop>
</ul>
</b:includable>
<b:includable id='menu' var='data'>
<select expr:id='data:widget.instanceId + &quot;_ArchiveMenu&quot;'>
<option value=''><data:title/></option>
<b:loop values='data:data' var='i'>
<option expr:value='data:i.url'><data:i.name/> (<data:i.post-count/>)</option>
</b:loop>
</select>
</b:includable>
<b:includable id='interval' var='intervalData'>
<b:loop values='data:intervalData' var='i'>
<ul>
<li expr:class='&quot;archivedate &quot; + data:i.expclass'>
<b:include data='i' name='toggle'/>
<a class='post-count-link' expr:href='data:i.url'><data:i.name/></a>
<span class='post-count' dir='ltr'>(<data:i.post-count/>)</span>
<b:if cond='data:i.data'>
<b:include data='i.data' name='interval'/>
</b:if>
<b:if cond='data:i.posts'>
<b:include data='i.posts' name='posts'/>
</b:if>
</li>
</ul>
</b:loop>
</b:includable>
<b:includable id='toggle' var='interval'>
<b:if cond='data:interval.toggleId'>
<b:if cond='data:interval.expclass == &quot;expanded&quot;'>
<a class='toggle' expr:href='data:widget.actionUrl + &quot;&amp;action=toggle&quot; + &quot;&amp;dir=close&amp;toggle=&quot; + data:interval.toggleId + &quot;&amp;toggleopen=&quot; + data:toggleopen'>
<span class='zippy toggle-open'>&#9660; </span>
</a>
<b:else/>
<a class='toggle' expr:href='data:widget.actionUrl + &quot;&amp;action=toggle&quot; + &quot;&amp;dir=open&amp;toggle=&quot; + data:interval.toggleId + &quot;&amp;toggleopen=&quot; + data:toggleopen'>
<span class='zippy'>
<b:if cond='data:blog.languageDirection == &quot;rtl&quot;'>
&#9668;
<b:else/>
&#9658;
</b:if>
</span>
</a>
</b:if>
</b:if>
</b:includable>
<b:includable id='posts' var='posts'>
<ul class='posts'>
<b:loop values='data:posts' var='i'>
<li><a expr:href='data:i.url'><data:i.title/></a></li>
</b:loop>
</ul>
</b:includable>
</b:widget>



7. Kode warna merah dan hijau adalah kode yang ditambahkan kedalam script tersebut, 200 adalah tingginya, dan kita bisa ubah seseuai selera.

Formulir Pendaftaran Calon Ketua/Wakil Ketua (Himpunan Pelajar Perantauan Syekh Hamzah Fansuri)HPP-SHaF 2012-2014

Untuk mendownload formulir silahkan klik DISINI

Senin, 14 Mei 2012

Panduan Langkah Demi Langkah Membuat Menu Horizontal + Sub Menu Di Blogger

1. Login ke Blogger.
2. Di halaman Dasbor, kita pilih Rancangan atau tulisan Template
3. Kemudian pilih Edit HTML
4. Klik tulisan / menu Lanjutkan
5. Beri tanda centang pada Expand Template Widget

Kode Yang Harus Di Cari / Temukan
Cari kode :
<div class='main-outer'> atau
<div id='main-wrapper'> atau
<div id='main'>   
Setelah kode tersebut diatas sudah ditemukan silakan pasang kode berikut tepat di atasnya

<style>
/* -- Menu Horizontal + Sub Menu-- */
#cat-nav {background:#156994;margin:0 15px;padding:0;height:35px;}
#cat-nav a { color:#eee; text-decoration:none; text-shadow: #033148 0px 1px 0px;border-right:1px solid #156994;}
#cat-nav a:hover { color:#fff; }
#cat-nav li:hover { background:#000; }
#cat-nav a span { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#fff; text-shadow:none;}
#cat-nav .nav-description { display:block; }
#cat-nav a:hover span { color:#fff; }
#secnav, #secnav ul { position:relative; z-index:100; margin:0; padding:0; list-style:none; line-height:1; background:#0d5e88; }
#secnav a { font-family:Georgia, "Times New Roman", Times, serif; font-style:italic; font-weight:700; font-size:14px; display:block; z-index:100; padding:0 15px; line-height:35px; text-decoration:none;}
#secnav li { float:left; width: auto; height:35px;}
#secnav li ul  { position: absolute; left: -999em; width: 200px; top:35px}
#secnav li ul li  { height:30px; border-top:1px solid #fff; }
#secnav li ul li a  { font-family:Verdana, Geneva, sans-serif; width:180px; line-height:30px; padding:0 10px; font-size:11px; font-style:normal; font-weight:400; color:#eee; }
#secnav li ul ul  { margin: -30px 0 0 180px; }
#secnav li:hover ul ul, #secnav li:hover ul ul ul, #secnav li.sfhover ul ul, #secnav li.sfhover ul ul ul { left:-999em; }
#secnav li:hover ul, #secnav li li:hover ul, #secnav li li li:hover ul, #secnav li.sfhover ul, #secnav li li.sfhover ul, #secnav li li li.sfhover ul { left: auto; }
#secnav li:hover,#secnav li.hover  { position:static; }
#cat-nav #secnav {width:100%;margin:0 auto;}
</style>
<div id='cat-nav'>
<ul class='fl' id='secnav'>
<li><a href='#'>Home</a></li>
<li><a href='#'>Menu1</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 2</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 3</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 4</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 5</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 6</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu2</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 2</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 3</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 4</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 5</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 6</a></li>
</ul>
</li>
<li><a href='#'>Menu3</a>
<ul id='sub-custom-nav'>
<li><a href='#'>Sub Menu 1</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 2</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 3</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 4</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 5</a></li>
<li><a href='#'>Sub Menu 6</a></li>
</ul>
</div>


Catatan:

Silakan ganti tanda PAGAR (#) dengan link/url yang kamu mau, boleh link posting atau link Label (Kategori)
Sub Menu dan Sub adalah sub menu dari menu (Menu + Sub Menu dan Menu + Sub), silakan ganti nama masing-masing menu sesuai selera.

Rabu, 09 Mei 2012

Metode Gravity

PENDAHULUAN

Dalam survei gravity, lapisan struktur permukaan bawah tanah diteliti berdasarkan variasi pada medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan densitas antara lapisan bawah permukaan batuan. Landasan konsep yang dipergunakan adalah ide bahwa sebuah benda penyebab anomali (causative body), dimana sebuah unit batuan memilki perbedaan densitas dengan batuan disekitarnya. Sebuah benda penyebab anomali merepresentasikan sebuah zona lapisan bawah permukaan dari anomali massa dan menyebabkan perturbasi yang terlihat dalam perbedaan medan gravitasi yang kemudian disebut sebagai anomali gravitasi.
Interpretasi dari anomali gravitasi memberikan bantuan untuk menentukan gambaran kedalaman dan bentuk dari benda penyebab anomali tersebut. Teori dasar dari metode survey gravity adalah Hukum Newton tentang Gravitasi, yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik F antara dua buah benda m1 dan m2, dengan dimensi yang kecil dan jarak antara dua buah benda adalah r dinyatakan dalam rumus:


Dengan G adalah Bilangan Konstan Gravitasi (6.67 x 10-11 m3 kg-1s-2).

Dengan asumsi tarikan gravitasi dari sebuah benda berbetuk bola, tidak berotasi. Massa bumi (homogen di semua tempat) sama dengan M dengan jarak R dengan sebuah massa benda m yang terkonsentrasi di tengah dari massa bumi tersebut maka substitusi dari persamaan di atas diberikan dalam bentuk persamaan 1.



Gaya dihubungkan terhadap massa dengan menggunakan sebuah percepatan dalam bentuk g=GM/R2 yang diketahui sebagai percepatan gravitasi, atau secara lebih sederhana gravity. Berat dari sebuah massa benda diberikan oleh mg.
Untuk benda seperti bumi, gravitasi seharusnya konstan. Namun, bentuk bumi yang elips, berotasi, dan bentuk relief yang tidak sama, serta distribusi massa internal menyebabkan gravity bervariasi pada seluruh permukaannya.
Medan gravitasi dapat didefinisikan dalam bentuk potensial Gravitasi U:


Dimana percepatan gravitasi g merupakan kuantitas vektor, meliputi besar dan arah (cenderung vertikal ke bawah), maka potensial gravitasi U merupakan skalar yang meliputi besarnya saja. Turunan pertama dari U dalam arah manapun memberikan komponen percepatan gravitasi dalam arah tersebut. Sebagai konsekuensinya, pendekatan medan gravitasi memberikan flexibilitas dalam hal komputasi. Permukaan equipotensial dapat didefinisikan dengan U sama dengan konstan.
Nilai rata-rata dari percepatan gravitasi adalah sekitar 9.8 ms-2. Variasi dari medan gravitasi yang disebabkan oleh variasi densitas pada lapisan bawah permukaan terletak pada orde dari 100 µms-2. Satuan µms-2 dapat didefinisikan dalam bentuk gravity unit (gu). Dalam survey gravity di daratan, akurasi + 0.1 gu dapat dicapai, yang berhubungan dengan ke-100 juta normal medan gravitasi. Di laut, akurasi yang dapat dicapai lebih rendah, yaitu sekitar + 10 gu. Unit c.g.s dari gravity adalah miligal (1 mgal=10-3 gal=10-3 cms-2), ekuivalen dengan 10 gu.


DASAR TEORI
2.1    Anomali Gravity
Gravimeter secara efektif memberikan respon hanya terhadap komponen vertikal dari tarikan gravitasi benda penyebab. Dengan menganggap efek gravitasi dari penyebab benda Δg, dengan komponen horizontal Δgx dan vertikal Δgz, berturut-turut, pada medan gravitasi lokal g dan representasinya digambarkan pada digram vektor (Fig.6.5).



Memecahkan rectangular dari gaya menghasilkan Δ2 yang tidak terlalu kecil sehingga dapat diabaikan. Ekspansi binomial dari persamaan tersebut kemudian menghasilkan

Sehingga
Δg≈Δgz
Sebagai gantinya, pertubasi yang terukur dalam gravity secara efektif memiliki respond terhadap komponen vertikal dari gaya tarik yang berasal dari benda penyebab. Defleksi lokal dari Θ vertikal diberikan oleh

Dan karena Δgz << g, Θ seringkali kecil/tidak signifikan. Anomali massa yang besar seperti misalnya seluas gunung, dapat menghasilkan besar sudut defleksi yang dapat diukur.

2.2    Anomali Gravity dari Bentuk Benda Sederhana
Menganggap gaya tarik gravitasi dari sebuah poin massa benda m pada jarak r dari massa (Fig. 6.6). Gaya tarik gravitasi Δgr, dalam arah diukur dari posisi benda, diberikan dalam persamaan
    
from Newton’s Law
Karena hanya komponen vertikal dari gaya tarik gravitasi diukur, anomaly gravitasi Δg yang disebabkan oleh benda adalah


Fig.6.6  The gravity anomaly of a point mass or sphere.

Fig. 6.7 Coordinates describing an infinite horizontal line mass.
Atau

Karena massa dari lingkaran yang bergerak dapat memberikan anggapan massa benda tersebut konsentrasi di tengah, persamaan (6.6) juga berkorespodensi terhadap anomaly gravity dari sebuah lingkaran dimana pusatnya terletak pada kedalaman z.
Persamaan (6.6) dapat digunakan untuk membangun anomaly gravity dari banyak bentuk simple geometri dengan cara menyusun dari deretan elemen kecil-kecil yang memberikan respon terhadap poin massa, dan kemudian menjumlahkan (mengintegrasikan) gaya-gaya tarik dari elemen-elemen tersebut untuk kemudian dapat diperoleh anomaly dari keseluruhan benda.
Integrasi dari persamaan (6.6) dalam arah horizontal menghasilkan persamaan untuk sebuah massa garis menuju tak hingga pada arah ini

Persamaan (6.7) juga memberikan representasi anomaly dari sebuah silinder horizontal, dimana dapat dianggap massanya terkonsentrasi pada sumbu axis-nya.
Integrasi pada arah kedua horizontal memberikan anomaly gravity dari sebuah lembar horizontal tak hingga, dan integrasi selanjutnya pada arah vertikal antara batas yang telah ditetapkan menghasilkan anomaly dari sebuah bidang tak hingga,


Fig. 6.8 The gravity anomaly of an element of a mass of irregular shape.

Dimana ρ merupakan rapat massa (densitas) dari bidang dan t merupakan ketebalannya. Ingat bahwa gaya tarik ini tidak bergantung baik pada lokasi observasi maupun terhadap kedalaman dari bidang tersebut.
Pada umumnya, anomaly gravity dari sebuah benda dengan bentuk apapun dapat ditentukan dengan menjumlahkan gaya-gaya tarik dari seluruh massa elemen yang kemudian menyusun elemen tersebut. Dengan menganggap sebuah elemen berbentuk prisma dengan kerapatan ρ, terletak pada x’, y’, z’, dengan sisi-sisinya Δx’, Δy’, Δz’ (Fig. 6.8). Massa Δm dari elemen ini diberikan dalam persamaaan

Sehingga, gaya tarik Δg pada sebuah titik di luar benda (x,y,z), dengan jarak r dari elemen, diturunkan dari persamaan (6.6)

Anomali total dari benda tersebut Δg kemudian dihitung melalui penjumlahan seluruh element yang menyusun benda tersebut

Jika Δx’, Δy’, Δz’ dapat dianggap menuju nol, maka

Dimana

Seperti yang telah diperlihatkan sebelumnya, gaya tarik dari benda-benda dari geometri yang biasa dapat ditentukan dengan menggunakan integrasi dari persamaan (6.10) secara analitik. Anomali dari bentuk yang tidak umum dapat dihitung dengan integrasi numeric menggunakan persamaan dari bentuk persamaan (6.9).



Note:
Untuk sementara tulisan ini kurang sempurna, karena belum ada rumus dan gambar yang ditampilkan.

Sabtu, 05 Mei 2012

Hobi

Nah, kawan2 pasti mempunyai hobi sama seperti saya. Akan tetapi hobi kawan2 mungkin berbeda2. Adapun Hobi saya adalah sebagai berikut:

Pertama;
Berdoa, hehehhe... canda  x..
Seriuus....Yang pertama hobi saya adalah nonton TV baik itu film Action maupun Berita. Kedua, main volly ball. Ketiga, Jalan-jalan, baik itu mendaki gunung ataupun yang lain, yang penting menyenangkan bagi sayalah pokoknya.

Oke kawan2 skian dulu cerita tentang hobi yang saya miliki..:-)

Kalo kawan2 tertarik dengan saya, silahkan add saya di facebook ini. klik disini

Jumat, 04 Mei 2012

Rumus-rumus Fisika Dasar

Gerak lurus beraturan


Rumus:
\!v=\frac{s}{t}
Dengan ketentuan:
  • \!s = Jarak yang ditempuh (m, km)
  • \!v = Kecepatan (km/jam, m/s)
  • \!t = Waktu tempuh (jam, sekon)
Catatan:
  1. Untuk mencari jarak yang ditempuh, rumusnya adalah \!s=\!v\times\!t.
  2. Untuk mencari waktu tempuh, rumusnya adalah \!t=\frac{s}{v}.
  3. Untuk mencari kecepatan, rumusnya adalah \!v=\frac{s}{t}.

Kecepatan rata-rata

 

\!v=\frac{s_{total}}{t_{total}} = \frac {V_{1} \times t_{1} + V_{2} \times t_{2} + ... + V_{n} \times t_{n}} {t_{1} + t_{2} + ... + t_{n}} 
Rumus:




Gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatannya yang berubah beraturan.
Percepatannya bernilai konstan/tetap.
Rumus GLBB ada 3, yaitu:
  • \!v_{t}=\!v_{0}+\!a\times\!t

  • \!s=\!v_{0}\times\!t+\frac{1}{2}\times\!a\times\!t^2

  • \!v_{t}^2=\!v_{0}^2+\!2\times\!a\times\!s
Dengan ketentuan:
  • \!v_{0} = Kecepatan awal (m/s)
  • \!v_{t} = Kecepatan akhir (m/s)
  • \!a = Percepatan (m/s2)
  • \!s = Jarak yang ditempuh (m)

Gerak vertikal ke atas

Benda dilemparkan secara vertikal, tegak lurus terhadap bidang horizontal ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Arah gerak benda dan arah percepatan gravitasi berlawanan, gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Peluru akan mencapai titik tertinggi apabila Vt sama dengan nol.
t_{\text{maks}}= \frac {Vo} {g}
h= \frac {Vo^2} {2g}
t= {2} \times {t_{\text{maks}}}
{V_{\text{t}}^2}= V_{\text{0}}^2 - 2 \times{g} \times{h}
Keterangan:
  • Kecepatan awal= Vo
  • Kecepatan benda di suatu ketinggian tertentu= Vt
  • Percepatan /Gravitasi bumi: g
  • Tinggi maksimum: h
  • Waktu benda mencapai titik tertinggi: t maks
  • Waktu ketika benda kembali ke tanah: t

Gerak jatuh bebas

Benda dikatakan jatuh bebas apabila benda:
  • Memiliki ketinggian tertentu (h) dari atas tanah.
  • Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal.
Selama bergerak ke bawah, benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan arah kecepatan/gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
v= \sqrt{2gh}
t= \sqrt{2h/g}
Keterangan:
  • v = kecepatan di permukaan tanah
  • g = gravitasi bumi
  • h = tinggi dari permukaan tanah
  • t = lama benda sampai di tanah

Gerak vertikal ke bawah

Benda dilemparkan tegak lurus bidang horizontal arahnya ke bawah.
Arah percepatan gravitasi dan arah gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.
Vt= {Vo} + g \times t
Vt^2= {Vo^2} + 2 \times g \times h
Keterangan:
  • Vo = kecepatan awal
  • Vt = kecepatan pada ketinggian tertentu dari tanah
  • g = gravitasi bumi
  • h = tinggi dari permukaan tanah
  • t = waktu

 

Gerak melingkar

Gerak dengan lintasan berupa lingkaran.
Circular motion diagram.png
Dari diagram di atas, diketahui benda bergerak sejauh ω° selama  t sekon, maka benda dikatakan melakukan perpindahan sudut.
Benda melalukan 1 putaran penuh. Besar perpindahan linear adalah  2 \pi r atau keliling lingkaran. Besar perpindahan sudut dalam 1 putaran penuh adalah  2 \pi radian atau 360°.
 2 \pi rad = 360^\circ
 1 rad = \frac {360^\circ} {2 \pi} = \frac {180^\circ} {\pi} = 57,3^\circ

Perpindahan sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut

Perpindahan sudut adalah posisi sudut benda yang bergerak secara melingkar dalam selang waktu tertentu.
 \theta = \omega \times t
Keterangan:
  •  \theta = perpindahan sudut (rad)
  •  \omega = kecepatan sudut (rad/s)
  • t = waktu (sekon)
Kecepatan sudut rata-rata ( \overline{\omega} ): perpindahan sudut per selang waktu.
 \overline{\omega} = \frac {\vartriangle\theta} {\vartriangle t} = \frac {\theta_{2} - \theta_{1}} {t_{2} - t_{1}}
Percepatan sudut rata-rata ( \alpha ): perubahan kecepatan sudut per selang waktu.
 \alpha = \frac {\vartriangle\omega} {\vartriangle t} = \frac {\omega_{2} - \omega_{1}} {t_{2} - t_{1}}
 \alpha  : Percepatan sudut (rad/s2)

Percepatan sentripetal

Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal tidak menambah kecepatan, melainkan hanya untuk mempertahankan benda agar tetap bergerak melingkar.
 A_{s} = \frac {v^2} {r} = \omega^2 r
Keterangan:
  • r : jari-jari benda/lingkaran
  • As: percepatan sentripetal (rad/s2)

Gerak parabola

Gerak parabola adalah gerak yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang horizontal. Pada gerak parabola, gesekan diabaikan, dan gaya yang bekerja hanya gaya berat/percepatan gravitasi.
Gerak parabola.png
Pada titik awal,
Vo_{x} = Vo \times \cos \alpha
Vo_{y} = Vo \times \sin \alpha
Pada titik A (t = ta):
Va_{x} = Vo_{x} = Vo \times \cos \alpha
Va_{y} = Vo_{y} - g \times t_{a}
Letak/posisi di A:
X_{a} = Vo_{x} = Vo \times t_{a}
Y_{a} = Vo_{y} \times t_{a} - 1/2 g {t_{a}^2}
Titik tertinggi yang bisa dicapai (B):
h_{max} = \frac {{(Vo\times\sin\alpha})^2} {2g} = \frac {{(Vo^2\times\sin^2\alpha})} {2g}
Waktu untuk sampai di titik tertinggi (B) (tb):
 V_{y}=0
 V_{y}= Vo_{y} - g t
 0= Vo \sin \alpha - g t
t_{b} = \frac {{(Vo\times\sin\alpha})} {g} = \frac {Vo_{y}} {g}
Jarak mendatar/horizontal dari titik awal sampai titik B (Xb):
X_{b} = Vo_{x} \times t_{b}
X_{b} = Vo \cos \alpha \times (\frac {{(Vo\times\sin\alpha})} {g})
X_{b} = \frac {{Vo^2} \times \sin 2\alpha} {2g}
Jarak vertikal dari titik awal ke titik B (Yb):
Y_{b} = \frac {Vo_{y}^2} {2g}
Y_{b} = \frac {{Vo^2} \times \sin^2 \alpha} {2g}
Waktu untuk sampai di titik C:
t_{total} = \frac {{(2 Vo\times\sin\alpha})} {g} = \frac {2 Vo_{y}} {g}
Jarak dari awal bola bergerak sampai titik C:
X_{maks} = Vo{x} \times t_{total}
X_{maks} = Vo \times \cos \alpha \times \frac {{(2 Vo\times\sin\alpha})} {g}





X_{maks} = \frac {{Vo^2} \times \sin 2\alpha} {g}

 

 sumber: http://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Gerak